Rabu, 17 Desember 2014

Babywalker, perlukah?

Sahabat Cookies

Ada banyak alasan kenapa para ibu pada akhirnya memutuskan untuk membeli baby walker. Beberapa diantaranya karena ikut-ikutan tetangga atau saran dari orangtua, paling umum adalah karena anggapan bahwa dengan baby walker anak bisa cepat pandai berjalan. Namun benarkah dengan bantuan baby walker anak bisa cepat pandai berjalan? Atau malah sebaliknya?

Perkembangan informasi yang cepat membuat para orangtua merasa bingung. Dulu lazim sekali melihat anak dengan baby walker bergerak ke sana ke mari, kini banyak orangtua meninggalkan kelaziman itu. Beberapa informasi di dunia maya menyebutkan sebaiknya baby walker tak digunakan lagi. Karena dapat membahayakan si kecil misal terjatuh atau terguling.   

Beberapa penelitian mengungkap bahwa penggunaan babywalker tidak membantu bayi belajar berjalan, bahkan sebaliknya menghambat perkembangan motoriknya. American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan larangan mengggunakan babywalker karena pemakaian babywalker justru bisa menimbulkan kecelakaan, meski hanya kecelakaan ringan. Kecepatan babywalker yang dapat melebihi 1 cm perdetik membuat bayi mudah terlepas dari pengawasan orangtua. 

Sebagian kasus terjadi bahkan ketika bayi dalam pengawasan orangtua di ruangan yang sama. Pada kondisi yang lebih fatal, kecelakaan terjadi sebab bayi terjatuh dari tangga yang dapat menyebabkan retak tulang kepala, pendarahan di dalam kepala, anggota tubuh dapat terjepit, misalnya jari.

Bagi orang tua penggunaan babywalker memang bisa sangat membantu. Orangtua dapat melakukan pekerjaan rumah bersamaan dengan menjaga anak hanya dengan mendudukannya di babywalker, sehingga dapat menghemat waktu. Namun mengingat bahaya yang mengintai dibalik penggunaan babywalker seperti dipaparkan di atas, para orangtua mungkin perlu mempertimbangkan solusi lain. 
Selain bahaya yang mengintai, anggapan bahwa babywalker membantu bayi lebih cepat pandai berjalan juga tidak sepenuhnya benar, bahkan mungkin salah sama sekali. Dr. Karel Staa, MD, spesialis anak dari RS Pondok Indah Jakarta mengatakan penggunaan baby walker justru berpotensi mengganggu perkembangan motorik anak. Alasannya, untuk bergerak anak hanya perlu menggunakan sebagian serabut motorik otot kaki. 

Misal dengan menggerakkan ujung jari dan mengandalkan otot-otot betis, dalam posisi duduk sekalipun, anak sudah bisa berpindah tempat.
Padahal, untuk bisa berjalan dengan benar dan lancar, anak butuh melatih otot paha dan pinggul. Jika anak dibiasakan berlama-lama didudukan di babywalker, kebutuhan ini tidak akan terpenuhi. 

Akibatnya otot tungkai tidak terlatih untuk menyangga tubuh anak saat berjalan. Sehingga anak jadi sering terjatuh. Hal ini bisa menimbulkan trauma yang membuat anak takut melangkah, yang pada akhirnya membuat ia lambat pandai berjalan. Lain dari itu, efek psikologis dari anak yang akrab dengan baby walker, membuatnya jadi malas berjalan mandiri karena babywalker membuatnya terbiasa bergerak kesana kemari tanpa susah payah menjejakan kaki di lantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar