Minggu, 04 Januari 2015

Benarkah Pare penghambat laju kerja virus HIV ?

Sahabat Cookies


Buah pare terkenal akan kepahitannya. Namun ternyata di balik itu, tanaman ini menyimpan khasiat yang luar biasa. Mulai dari obat untuk mengatasi penyakit sehari-hari (disentri, bisul, dan sebagainya). Bahkan penelitian terakhir menyimpulkan bahwa buah pare dapat dipercaya sebagai penghambat laju kerja virus HIV penyebab AIDS.

Adalah peneliti dari Chisenese University of Hongkong yang membawa berita mencengangkan tersebut. Mereka berhasil mengisolasi dua jenis protein yang terkandung dalam buah pare — diberi nama protein Alpha dan Beta — dimana keduanya mampu menghambat perkembangan virus HIV-AIDS. Sebuah hasil uji lab di New York University School of Medicine melengkapi kesaktian buah pare dengan menemukan protein jenis ketiga — bernama MAP 30 — yang lagi-lagi juga ampuh untuk mencegah laju HIV.

Kapsul berisi bubuk biji pare sudah lazim dipasarkan di AS dan berkat terapi pare, para pengidap HIV-AIDS di Thailand dan AS secara klinis tampak lebih sehat dan berat badannya meningkat. Tak berlebihan jika kiranya para peneliti optimis dalam 10 tahun ke depan bakal ditemukan obat yang benar-benar manjur untuk mengatasi virus HIV-AIDS.

Selain sebagai senjata ampun melawan virus HIV, pare juga dikenal sebagai idola bagi para pengidap diabetes karena dipercaya mampu mengembalikan kadar gula kadar. Ini berkat kandungan zat serupa sulfonilurea, yang mampu merangsang sel beta kelenjar pankreas untuk memproduksi hormon insulin lebih banyak dan meningkatkan simpanan cadangan gula darah pada hati, sehingga gula yang beredar dalam darah dapat dikendalikan.

Pare, yang memiliki nama latin Momordica charabtia, adalah tergolong tanaman semak semusim. Hidupnya menjalar atau merambat dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya tunggal, berbulu, berbentuk lekuk, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya berwarna kuning muda sedang batangnya berbulu agak kasar ketika masih muda namun akan menggundul setelah tua. Buahnya berbentuk bulat telur memanjang, berwarna hijau, kuning, sampai jingga, dan rasanya pahit.

Tanaman pare berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan. Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau.

Ada sederetan penyembutan nama bagi tanaman pare. Misalnya paria, parea, pepareh, popare, papari, pepare, pariane, kambeh, paya, prieu, foria, pariak, paliak, truwuk, paita, poya, pudu, pentoe, beleng-gede, pania, pepule, kakariano, dan taparipong. Ini menunjukkan bahwa tanaman ini sudah tersebar hingga ke pelosok daerah.

Kandungan gizi yang ada pada pare antara lain kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin (A, B, C), dan air. Karena kandungan senyawa dan gizi di dalamnya tersebut, maka tanaman ini banyak dimanfaatkan bagi kesehatan.

Salah satunya adalah untuk mengobati disentri. Caranya, rebus saja pare yang masih muda dan segar secukupnya, lalu konsumsi sebagai lalapan. Untuk sayur tumis, potong-potong pare secukupnya, lalu masukkan ke dalam bumbu tumis hingga matang. Konsumsi tumis sayur atau lalapan pare ini secara rutin.

Untuk pengobatan kencing manis, sediakan pare segar lalu cuci bersih dengan air dan lumatkan. Tambahkan 1/2 gelas air bersih, aduk, dan peras ramuan. Minum ramuan ini sehari sekali selama 2 minggu hingga sembuh.

Untuk pengobatan bisul, Anda bisa mengambil 1 buah pare segar, melumatkannya dan mengoleskannya pada bagian yang terkena bisul. Lakukan secara rutin pada pagi dan sore hari.

Bronkhitis bisa juga diobati dengan pare. Caranya, sediakan saja 2-3 pare, lalu diambil sarinya. Tambahkan 1 sendok makan madu, lalu minum sehari sekali selama 3 bulan. Resep yang sama bisa juga digunakan untuk menyembuhkan anemia, radang perut, nyeri haid, reumatik, dan melangsingkan tubuh.

Terakhir, jika Anda memiliki kadar gula darah yang tinggi, mengkonsumsi pare secara teratur diyakini dapat menurunkan kadar gula darah tersebut. Caranya, sediakan pare segar secukupnya, cuci bersih, kemudian rebus dalam air mendidih selama beberapa menit. Konsumsi sebagai lalapan.

Baca juga artikel lainya.. Sahabat Cookies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar