Rabu, 26 November 2014

Bahaya menonton tv terlalu lama

Sahabat Cookies


Para peneliti dari Selandia Baru menemukan kecenderungan anak muda maupun remaja yang menonton televisi selama berjam-jam setiap harinya meningkatkan resiko terhadap masalah pengawasan.

Carl Erik Landhuis dari Dunedin School of Medicine di Universitas Otago, yang menulis studi ini mengatakan, "Dua jam adalah sangat akurat dengan data kami, sangat konsisten dengan apa yang direkomendasikan oleh Akademi Kesehatan Anak Amerika."

"Kami bukan mengatakan untuk jangan menonton televisi, hanya jangan menonton televisi terlalu lama," tambahnya.

Walaupun ada persepsi luas yang mengatakan bahwa televisi dapat memperbesar masalah pengawasan, sebenarnya ada sedikit data yang akurat dalam hal ini, kutip Landhuis dalam sebuah wawancara. Untuk menyelidikinya, ia bersama rekan-rekannya melakukan penelitian terhadap 1.037 anak laki-laki dan perempuan kelahiran tahun 1972 dan 1973, terus mengamati mereka dari anak usia 5 hingga 15 tahun.

Rata-rata, anak-anak menonton televisi sekitar dua jam setiap harinya saat mereka berusia 5 hingga 11 tahun, namun meningkat menjadi 3.13 jam pada hari libur pada usia 13 sampai 15 tahun.

Para peneliti menemukan, anak-anak yang terlibat dalam studi ini yang menonton lebih dari dua jam acara televisi setiap harinya lebih cepat mengalami masalah pengawasan terutama pada anak remaja. Mereka yang menonton lebih dari tiga jam malah semakin memperbesar resiko ini.

Peneliti menggunakan teknik statistik untuk mengontrol dampak masalah kontrol pengawasan pada anak-anak semasa kecil dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi baik itu hal menonton televisi maupun kesulitan dalam pengawasan.

Mereka menemukan bahwa menonton televisi, baik pada masa anak-anak dan remaja, resiko ini lebih berpengaruh pada remaja. "Walaupun tidak membuktikan adanya penyimpangan, hal ini jelas-jelas memberikan bukti-bukti bahwa hubungan sebab akibatnya ada dalam hal ini," kata Landhuis.

Ia bersama rekan-rekannya menganjurkan bahwa anak-anak yang sering menonton banyak acara televisi kemungkinan memiliki situasi kehidupan seperti merasa bosan di kelas. Hal itu juga memungkinkan, mereka menambahkan, bahwa televisi dapat diganti dengan kegiatan bermanfaat seperti aktivitas lain yang dapat membangun ketrampilan konsentrasi dan perhatian, contohnya membaca dan bermain.

Landhuis mengatakan, sangat mungkin saat ini persentase menonton televisi pada anak-anak lebih banyak dibanding anak-anak dalam studi ini yang hanya memiliki dua saluran pilihan di tahun 1970-an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar