Selasa, 11 November 2014

Bahaya Makanan cepat saji untuk si Kecil

Sahabat Cookies


AKIBAT kesibukan orangtua, seringkali menjadikan alasan tidak memiliki waktu untuk membuatkan makanan sehat atau jajanan bagi si kecil. Mereka lebih memilih memberikan makanan jenis junk food atau makanan siap saji yang tidak memiliki kandungan gizi yang cukup.

Mengonsumsi junk food tampaknya sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama di kota-kota besar. Bahkan, tak jarang para orangtua justru mengenalkan makanan ini sejak dini. Namun berhati-hatilah, ternyata makanan tersebut sangatlah berbahaya bagi kesehatan anak, di mana anak rentan terkena berbagai macam penyakit seperti berisiko terkena penyakit diabetes.

Junk food ini dapat dikonotasikan sebagai makanan yang berkualitas gizinya rendah. Makanan ini biasanya dikemas sebagai menu cepat saji yang menawarkan rasa lezat sehingga membuat ketagihan si pembeli.

Padat Kalori
Junk food biasanya mengandung padat kalori, lemak dan bumbu-bumbu dengan kadar garam tinggi, sehingga menimbulkan sensasi rasa yang sangat lezat di lidah. Ini jelas tidak sehat karena lemak, kalori dan kandungan zat-zat lain yang dikandungnya melebihi batas yang ditentukan. Padahal, komposisi makanan sehat itu harus seimbang.

Jika dihitung dari nilai gizi, junk food tidaklah seimbang. Sebungkus kentang goreng porsi normal, misalnya, dapat mengandung 500 kalori, hamburger sekitar 500 kalori, belum lagi bila ditambah minuman soda. Total kalori satu hidangan bisa melebihi total 2.000 kalori. Rata-rata kebutuhan kalori untuk pria dewasa saja rata-rata hanya 1.900 kalori, sedangkan pada anak-anak sekitar 1.500-1.900 kalori. Ini berarti makan sekali sajian belum termasuk minumnya sudah melewati lebih dari separuh kebutuhan kalori anak-anak.

Kolesterol Tinggi
Junk food juga dapat mengandung kolesterol dan gula yang tinggi. Sementara kandungan nutrisi penting seperti protein, vitamin dan mineral justru terabaikan. Yang dikhawatirkan, junk food kemungkinan mengandung zat berbahaya lain seperti bahan pengawet dan zat aditif yang membuat anak menjadi ketagihan.

Hal yang perlu diwaspadai dari mengonsumsi junk food atau makanan siap saji adalah kandungan kalorinya yang tinggi. Pada prinsipnya makanan instan ini sudah melalui proses berulang. Proses ini menyebabkan kandungan gula sederhana pada makanan instan mudah diserap oleh tubuh.

Junk food juga termasuk makanan dengan indeks glikemik tinggi yang menyebabkan rasa ketagihan. Rasa ini didapat dari perasaan nikmat akibat gula darah yang lekas naik. Kemudian ada efek craving (perasaan ingin selalu ngemil) begitu gula darah turun cepat.
Risiko Diabetes
Selain itu, junk food juga kurang mengandung serat. Padahal, pada kondisi normal, serat sangat dibutuhkan untuk menjaga siklus buang air besar (BAB) secara teratur dan mengimbangi intake kalori yang terlalu banyak.

Bila dibiarkan dengan pola makan yang tinggi kalori dan kurang serat terus-menerus, anak akan menjadi gemuk. Makanan dengan indeks glikemik tinggi yang memicu produksi insulin terus-menerus, dan lama-kelamaan akan meningkatkan risiko diabetes pada anak.
Jika mengonsumsi junk food terus-menerus, bukan hanya mengakibatkan gemuk pada anak tetapi juga dapat memicu penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau penyakit berat lainnya.

Agar anak terhindar dari bahaya tersebut, sebagai orangtua seharusnya mulai mengajarkan si kecil untuk tidak terlalu sering mengonsumsi junk food. Berikut beberapa cara terbaik untuk menjauhkan anak dari junk food, seperti dilansir Lifemojo.

- Mengajarkan anak tentang makanan sehat. Perkenalkan makanan sehat pada anak sejak dini seperti buah-buahan, susu, dan sayuran. Cara ini cukup efektif untuk menangkal ''godaan'' junk food.
- Beri tahu efek negatif dari junk food. Anak-anak perlu memahami efek dari junk food pada tubuh. Tempelkan gambar grafik makanan di dapur atau di dekat tempat tidur mereka.
- Junk food bukan hadiah. Sebagian orangtua menganggap junk food sebagai hadiah terbaik untuk anak. Kebiasaan ini harus segera dihentikan sebelum anak menderita obesitas. Kita bisa memberikan hal lain pada anak seperti buku.
- Mencari restoran sehat. Jika ingin merayakan momen spesial dengan keluarga, hindari memilih restoran cepat saji. Sebaiknya mencari restoran sehat yang terjamin gizinya.
- Sebaiknya hindari merayakan ultah di resto cepat saji. Ini menjadi kebiasaan tidak sehat yang sering dilakukan orangtua. Mereka membuat perayaan ultah anak secara besar-besaran di restoran cepat saji. Itu sama seperti kita menjerumuskan anak pada gaya hidup tidak sehat.
- Berolahraga secara rutin. Buatlah anak jadi aktif dalam sesi olahraga rutin atau latihan fisik lainnya. Sesuatu yang sudah dibiasakan dari kecil, akan berpengaruh hingga dewasa.
- Berikan contoh. Orangtua adalah model terbaik untuk anak. Mereka meniru dan menduplikasi apa yang dilakukan orangtua. Jadi, berikan contoh yang baik pada anak, terutama kebiasaan makan sehat. (pusdat/berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar