Kamis, 18 Desember 2014

Sekolah di Usia Dini, Perlukah?

Sahabat Cookies



Perdebatan mengenai perlu atau tidaknya anak disekolahkan di usia dini (2-4 tahun) bukanlah hal baru, namun nyata nya fenomena ini masih menjadi pertanyaan banyak ibu, terutama ibu baru yang memiliki satu anak . Dilematis memang, di satu sisi banyak ahli menyarankan agar anak segera masuk sekolah demi mengejar target perkembangan anak, hal ini memang sangat membantu untuk para ibu yang juga bekerja di luar rumah dan tak punya cukup waktu untuk  memberi dampingan di rumah. Namun di sisi lain, menyekolahkan anak di tahun-tahun awal kehidupannya dianggap terlalu membebani anak dengan tuntutan kurikulum.

Idealnya, ibu dan ayah adalah guru pertama anak, artinya semua tugas perkmbangan anak diawasi dan dibimbing secara komprehensif oleh keduanya. Namun seiring berubahnya tren hidup zaman sekarang dimana para ibu juga ikut bekerja di luar rumah, maka tugas mendampingi atau mengawasi perkembangan anak menjadi sebuah masalah yang sangat urgent pemecahannya di usia anak yg menginjak 3tahun.

Prof. Lydia Freyani Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) mengatakan, sebaiknya anak-anak usia 2-6 tahun diikutkan PAUD karena di tempat ini anak-anak mendapat pengalaman, sosialisasi, serta pengajaran pada masa terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka.

“Esensi dari PAUD adalah pemberian stimulasi atau rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh-kembang anak dan dilaksanakan melalui pendekatan bermain sambil belajar,” tambah Reni, panggilannya.

Jika pemberian stimulasi dapat dilakukan oleh kedua orang tua (atau minimal ibu) di rumah, maka anak sesungguhnya tidak perlu diikutkan sekolah usia dini, namun jika orangtua tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak, maka PAUD adalah solusi yang tepat.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih PAUD adalah sebagai berikut:

  1. Lokasi. Pastikan PAUD yang Sahabat Cookies pilih adalah PAUD yang jaraknya dekat dari rumah, untuk menghindari keletihan atau kejenuhan anak di perjalanan. Karena jika anak sudah keburu jenuh tentu ia tidak akan merasa nyaman dan senang di sekolah.
  2. Tenaga pengajar yang kompeten. Salah satu aspek penting yang juga tidak boleh diabaikan adalah guru/tenaga pengajar. Guru PAUD haruslah orang yang memang memahami dan mencintai anak, serta faham tekhnik pengajaran anak usia dini.
  3. Kurikulum yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan anak berdasar pada tahapan usianya, serta memasukkan nilai-nilai positif seperti budi pekerti dan etika.
Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar