Senin, 30 Maret 2015

Perhatikan 5 hal berikut, agar anak anda nurut !

Sahabat Cookies



Sudah merupakan kewajiban orang tua untuk mendidik putra-putrinya agar menjadi anak yang baik dan bermoral. Namun terkadang, tujuan baik tersebut kurang dapat diterima oleh sang anak dan berujung pada pertengkaran. Hal ini mungkin dikarenakan cara menyampaikan yang kurang tepat.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan orang tua dalam memberikan nasihat pada anak sehingga kurang bisa diterima dengan baik seperti dilansir about.com.

1. Bersikap Kurang Menghargai
Salah satu kewajiban anak adalah menghargai dan menghormati kedua orang tuanya. Namun anak juga memiliki hak untuk dihargai, inilah yang seringkali terabaikan. Orang tua kerap menyalahkan, berteriak dan berkata kasar pada anak. Padahal kita tahu bahwa mereka juga manusia dan memiliki perasaan. Bersikap kasar pada anak hanya akan membuat mereka justru menjauh dari kita orang tuanya.

2. Mendisiplinkan Anak Ketika Sedang Marah
Anda sedang lelah dan mendapat masalah di kantor, kemudian Anda mendapati putra atau putri Anda melakukan suatu kesalahan dan mengingatkannya sambil meluapkan emosi Anda. Hal inilah yang sering dilakukan orang tua, melampiaskan kemarahan pada anak. Hal yang perlu diingat lagi-lagi adalah perasaan mereka.

3. Memberikan Perintah yang Tidak Konsisten
Contoh dari perilaku ini adalah suatu ketika Anda melihat kamar sang anak berantakan, dan memintanya membereskan sampai benar-benar rapi. Lain hari, ketika melihat kamarnya kembali kotor dan tidak rapi, Anda hanya berkomentar sedikit tentang hal itu. Hal inilah yang membuat putra atau putri Anda kurang disiplin.

4. Terlalu Sering Menasihati
Nasihat merupakan suatu hal yang baik, dimana orang tua ingin menunjukkan mana hal baik dan buruk sehingga seorang anak akan menghindari perilaku yang merugikan. Namun sebaiknya jangan terlalu banyak dan mendetail, karena tidak semuanya bisa ia tangkap. Bahkan anak paling cerdas pun juga akan bingung jika diberi informasi terlalu banyak.

5. Bersikap Negatif
Bersikap negatif yaitu terlalu banyak mengatakan “Jangan” atau “Tidak boleh” pada anak. Hindari pula untuk membahas secara berlebihan kesalahan yang dilakukan oleh anak karena hanya akan memberikan energi negatif kepadanya. Berikan support dan energi positif dengan mengatakan langsung apa yang sebaiknya dia lakukan.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa seorang anak juga merupakan manusia yang tentu ingin diperlakukan layaknya seorang manusia. Hargai dan jaga perasaan mereka dengan bersikap dan berkata secara halus, karena apa yang dilakukan orang tua sangat mudah dicontoh oleh seorang anak.

Referensi: http://www.vemale.com/

Minggu, 29 Maret 2015

6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Wanita Hamil

Sahabat Cookies


Saat hamil, kita memang harus menjaga sekali minuman dan makanan yang kita konsumsi. Kalau sebelumnya kita bisa bebas makan apa saja yang kita suka, saat hamil kita harus lebih berhati-hati lagi. Semua demi kebaikan diri kita dan juga kesehatan bayi yang kita kandung.

Dilansir dari webmd.com, di masa kehamilan, kita memerlukan protein dan kalsium 
untuk perkembangan jaringan dan tulang bayi. Kita juga perlu asupan asam folat 
untuk melindungi dari neural tube birth defects dan asupan zat besi yang cukup 
untuk membantu sel-sel darah marah mengalir ke bayi. Nah, supaya kehamilan lancar, 
sebaiknya konsumsi enam jenis makanan ini.

  1. Bulir Utuh : Roti gandum bulir utuh dan sereal yang diperkaya asam folat dan zat besi mengandung lebih banyak serat dibandingkan roti tawar dan nasi. Jadi usahakan untuk mendapat asupan karbohidrat dari bulir utuh dan organik.
  2. Kacang-Kacangan : Selain kaya protein dan serat, kacang-kacangan juga sumber gizi yang bauk seperti zat besi, folat, kalsium, dan zink. Sehingga selalu hadirkan kacang-kacangan dalam menu masakan yang Anda santap setiap harinya.
  3. Ikan Salmon : Asam lemak omega-3 sangat baik untuk otak dan mata bayi. Anda bisa mendapatkan omega-3 dari ikan salmon. Selain itu, ikan salmon kaya akan protein dan vitamin B. Dibandingkan jenis ikan lainnya, ikan salmon ini kandungan merkurinya lebih rendah.
  4. Telur : Telur mengandung asam amino yang dibutuhkan oleh Anda dan bayi Anda. Telur ini mengandung banyak vitamin dan mineral, termasuk kolin yang baik untuk perkembangan otak bayi. Hanya saja perlu diperhatikan agar tak mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.
  5. Buah Beri : Ingin camilan sehat? Coba konsumsi buah beri seperti blueberries, raspberries, dan blackberries. Buah beri ini kaya akan vitamin C, kalium, folat, dan serat.
  6. Yogurt Rendah Lemak : Satu gelas yogurt tanpa gula dan rendah lemak mengandung lebih banyak kalsium dibandingkan susu. Selain itu, yogurt juga kaya protein.Dengan mengonsumsi makanan sehat, maka diharapkan nantinya Anda bisa menjagakehamilan Anda dengan baik dan bayi yang Anda lahirkan bisa tumbuh jadi anak yang sehat.

Referensi: www.webmd.com

Kamis, 26 Maret 2015

Metode Glenn Doman Program Bagi Anak Usia 18 Sampai 30 Bulan

Sahabat Cookies


Ada tiga hal penting yang perlu diingat ketika mengajar anak usia ini.

  1. Pilihlah kata-kata yang disukai anak. Bapak-Ibu harus memilih kata-kata untuk kegiatan belajar membaca ini dengan hati-hati. Pilihlah kata-kata yang sangat diinginkannya. Perkenalkan perbendaharaan kata-kata yang lebih luas mencakup benda-benda miliknya atau makanan yang disukainya. Anda juga bisa mengajarinya kata sifat dan kata keterangan, seperti:
  2. Mulailah kegiatan belajar membaca setahap demi setahap. Mulailah dengan satu kelompok kata saja yang terdiri dari 5 kata. Tunjukkan padanya secara sekilas satu per satu kata-kata itu. Ulangi lagi pada kesempatan yang baik ketika si kecil tengah merasa nyaman dan santai. Setelah beberapa hari tambahkan 1 kelompok kata lagi yang terdiri dari 5 kata. Kemudian secara perlahan perlihatkan kelompok kata baru berikutnya. Begitu seterusnya. Kata yang paling menarik minat anak usia ini adalah kata-kata yang ingin diucapkannya. Jadi pilihlah kata-kata yang diminatinya.
  3. Setelah cukup banyak memperkenalkan kata-kata tunggal dan gabungan kata buatlah beberapa kalimat yang lucu. Jadi jangan sampai Bapak-Ibu membuat ribuan kata tunggal untuk membuat kalimat. Ingat, anak usia 18 sampai 30 bulan bukan lagi seorang bayi. Si kecil lebih menyukai kalimat daripada kata-kata tunggal.

Referensi: www.ibudanbalita.com