Selasa, 10 Februari 2015

Bahaya Pola Asuh Otoriter

Sahabat Cookies



Semua orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, dari hal terkecil sampai yang terbesar. Ia ingin anaknya menjadi sempurna  tanpa cela dan tidak kekurangan sesuatu apapun, karenanya tak jarang para orangtua salah kaprah menjadi terlalu pengatur akan kehidupan Si kecil. Nah, apakah benar pola asuh pengatur ini merupakan pola asuh yang tepat untuk diterapkan dalam mengasuh Si Kecil ? 

Para orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter/terlalu pengatur meyakini bahwa pola asuh ini merupakan pola asuh yang terbaik untuk anaknya. Mereka berpendapat bahwa dengan memberikan banyak aturan, sang anak akan menjadi pribadi yang baik, penurut, dan taat aturan. Namun ternyata, pola asuh semacam ini memiliki bahaya yang mengancam akan perkembangan mental anak. 
Bahaya apa saja? Berikut ulasannya ya Bund, Selamat membaca.

  • Anak menjadi pribadi yang mudah merasa bersalah, tidak bisa menerima dan menghadapi perbedaan pendapat. Hal tersebut diungkap berdasar pada sebuah penelitian dari University of Virginia, Charlottesville yang dilansir oleh media Reuters. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa anak dengan pola asuh otoriter akan sulit berekspresi dan menyatakan pendapatnya, mereka akan menunjukkan sikap memusuhi saat dihadapkan pada perbedaan pendapat. Sikap tersebut adalah hasil dari terlalu dikekangnya segala hal dalam kehidupan si anak. Tentu saja ini akan memberikan dampak negatif pada perkembangan sosialnya, kelak ia akan kesulitan membangun relasi dengan lingkungan sekitarnya, baik relasi pertemanan ataupun relasi dengan lawan jenisnya.   


  • Beresiko mengalami depresi dan kesepian kelak saat dewasa. Masih berdasarkan penelitian di atas, anak yang dibesarkan dengan pola "serba diatur" akan menjadi terlalu bergantung pada orang lain dan tidak menikmati kehidupannya sendiri. Ia juga cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah karena terlalu sering didikte. Ia mungkin saja akan menjadi anak yang baik dan penurut, namun sebenarnya ia tidak menikmati apa yang ia dapatkan dari orangtua nya. Ia tidak merasakan kehangatan dari orangtuanya yang kemudian akan berimbas pada sikapnya yang kesulitan menunjukkan kehangatan dalam interaksinya dengan orang lain. Si anak juga akan mengalami kesulitan saat harus memutuskan sesuatu sendiri karena ia sudah terbiasa bergantung pada aturan dan pendapat orang lain.

Nah Bunda melihat begitu banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari pola asuh otoriter itu, maka tentu sangat tidak disarankan bagi kita untuk menerapkannya dalam mengasuh Si Kecil. Namun bukan pula artinya kita menjadi terlalu membebaskan anak dan tidak mengenalkannya pada aturan-aturan. Akan lebih baik menjadi orangtua yang bersikap demokratis dan moderat. Kenalkanlah aturan, nilai-nilai, dan batasan pada anak, namun tetap dengan sikap yang lembut dan penuh kasih sayang . Ingat Bunda, anak-anak juga adalah manusia yang berhak didengar suara dan keinginannya :)

Enjoy your Mommyhood :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar